Pasukan Komodo

Blog nya si pasukan komodo

Fenomena pengembangan perangkat lunak open source di Indonesia

Saat ini, seperti yang kita ketahui sudah banyak pengembangan distribusi Linux buatan Indonesia, setiap distribusi memiliki ciri khas dan latar belakang pengembangan sendiri – sendiri. Rata – rata distribusi tersebut dikembangkan oleh komunitas secara suka rela. Distribusi – distribusi Linux tersebut misalnya sebut saja :

* BlankOn Linux
* Tajdid Linux
* Kuliax
* Perisai Anak
* Nusantara
* Zen Cafe
* dll

Kondisi ini sudah lebih baik, meskipun jumlahnya masih belum begitu banyak, tetapi paling tidak sudah mulai terlihat geliat pengembangan perangakt lunak Open Source di Indonesia.

Namun demikian, jumlah yang banyak tersebut tidak selalu bagus, tidak selalu baik. Meskipun mempunyai ciri khas dan latar belakang pengembangan berbeda – beda, namun kebutuhan sistem dasar distribusi yang masih satu keluarga tentunya sama. Hal ini berarti pemanfaatan sumberdaya menjadi tidak mangkus dan sangkil, karena beberapa pengembang mengerjakan hal yang sama pada kebutuhan yang sama.

Saya membayangkan, sumberdaya tersebut dijadikan satu bahu membahu membangun sistem pengembangan perangkat lunak open source, tentunya hasilnya jadi lebih baik, lebih teruji, lebih kaya konten dan infrastruktur pengembangan yang lebih matang.

Saya analogikan dengan mencangkul tanah. 10 orang mencangkul tanah pada bidang yang sama tentunya hasilnya akan lebih dalam dibanding mencangkul di bidang yang berbeda – beda.

Dalam hal pengembangan distribusi Linux, tentunya banyak sekali PR yang harus diselesaikan, membangun infrastruktur, menyiapkan alur kerja, menyiapkan tim. Hasilnyapun perlu diuji, perlu melakukan riset – riset terkait dengan pengguna, antarmuka, kebutuhan aplikasi, dan masih banyak hal yang perlu dikerjakan lagi.

Kebutuhan – kebutuhan tersebut harus dipenuhi oleh setiap pengembang distribusi. Berarti akan terjadi (contohnya) pembangunan infrastruktur yang sama beberapa kali, pembuatan mesin mesin pembuat paket beberapa kali. Betapa tidak mangkus dan sangkil ! .

Saya kembali membayangkan, seandainya pengembangan distribusi yang masih satu keluarga tersebut bahu – membahu menjadi satu, saling bersinergi. Jadi tim yang harusnya membangun infrastruktur, tidak perlu masing – masing mengerjakan hal yang sama, melainkan saling menguatkan, tentunya akan semakin kaya fitur.

** bersambung

September 7, 2010 Posted by | blankon, linux, ubuntu | 1 Komentar